"Kisah Rindu dan Cemburu"


 Karya Amalia Putri Addienisahna


Kisah Rindu dan Cemburu

 

 

Alunan nada salah alamat
Di bulu matamu yang rumput, bulirnya menggelayut.
Jatuh menganak sungai di pipi yang begitu lembut.
Bagai sepi diterpa ombak yang tak terlihat wujud.

Sementara rindu dan cemburu pada jarak,
Pagi menimang seraya mekar sebentar.
Biarlah cinta begini adanya.
Tak apa, 
Biar sesak di dada, aku yang menahan.

Layaknya kabut panas di atas secangkir kopi.
Aku merunutkan perasaan di dalamnya.
Meskipun ingin, 
Secangkir kopi tak mampu ungkapkan  
Berapa sendok gula mesti ditambahkan.

Biar manisnya tak merusak harimu,
Dan segenap sisa hangatnya.
Tentang malam dan kopi
Kita paham apa yang telah ditanggalkan cahaya.
Mimpi-mimpi dan segala singgah dipejam.

Aku ingin menulis sajak tentang perasaan.
Kugoreskan pena atas asmara yang dirindukan.
Dan memerangkapnya dalam sunyi,
Agar senyum alunan nadamu abadi.

Kusimpan dalam mimpi,
Tak terenggut nyalang Sang Dewi,
Jika kenangan adalah gerimis,
Maka rindu adalah aroma tanah basah setelah hujan. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Sepi dan Marah, Dibalas Sunyi dan Amarah"